![]() |
| H. Karsim, Anggota DPRD Karawang dari Fraksi PDIP. |
Karawang, MajalahPerjuangan.com – Bagi petani Karawang, musim tanam adalah pertaruhan hidup. Setiap tahun, ancaman kekeringan akibat saluran sekunder yang tersumbat selalu menghantui.
Namun, keluh kesah itu kini berganti napas lega. Berkat perjuangan tanpa lelah dari wakil rakyat dan kolaborasi gotong royong yang menghangatkan, aliran air kini kembali mengalir deras, membawa janji panen yang lebih pasti.
![]() |
| Aktivitas excavator di saluran sekunder |
Inilah kisah tentang H. Karsim, Anggota DPRD Karawang dari Fraksi PDIP, yang tak hanya lantang di ruang sidang, tetapi memilih turun ke lumpur. Karsim berhasil merajut simfoni kerja sama antara Dinas PUPR, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), PJT II, hingga dukungan alat berat dari Tim Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Ekskavator Beraksi, Ribuan Hektare Terselamatkan
Deru mesin ekskavator kini menjadi musik harapan di Mekarjati, Sekarwangi, Rengasdengklok, dan Kutawaluya. Lumpur pekat di dasar saluran sekunder dikeruk habis, membuka jalur air yang selama ini tercekik.
![]() |
| Korsa (56), petani dari Desa Sekarangi. |
Bantuan dari Tim Kang Dedi Mulyadi (KDM) menyediakan ekskavator dan operator selama 60 hari penuh, fokus pada wilayah Mekarjati dan Sekarwangi. Upaya ini ditujukan untuk mengamankan pasokan air bagi sekitar 700 hektare sawah padi.
Dukungan serupa datang dari BBWS dengan pengerahan alat berat selama 60 hari untuk menormalisasi saluran yang mengairi 1.800 hektare sawah padi di Rengasdengklok dan Kutawaluya.
![]() |
| Kosim (60), petani Desa Balongsari. |
Total hampir 2.500 hektare lahan kini mendapatkan jaminan air yang lebih baik, menegaskan komitmen nyata semua pihak terhadap petani.
Kesaksian Petani: Bukan Janji, Tapi Solusi Nyata
Korsa (56), seorang petani dari Desa Sekarwangi, mengungkapkan kesan mendalamnya terhadap perjuangan H. Karsim.
"Kesan pertama kami, Pak Karsim itu wakil rakyat yang tidak hanya duduk manis. Beliau benar-benar mau turun ke sawah. Beliau adalah 'tangan dingin' yang menggerakkan air dan juga semangat kami," ujarnya.
Korsa menambahkan bahwa keberhasilan Karsim merangkul semua pihak, dari dinas hingga tokoh masyarakat, adalah kunci. "Normalisasi butuh dana besar dan alat berat. Tapi Pak Karsim berhasil menyatukan mereka. Ini adalah bukti perjuangan yang hasilnya konkret, bukan hanya wacana," tegasnya.
Harapan Baru: Tanam Tiga Kali Setahun
Melihat saluran yang kini lancar, para petani menatap masa depan dengan optimisme tinggi. Kosim (60), petani dari Desa Balongsari menyampaikan harapannya:
Pemeliharaan Berkelanjutan: "Normalisasi adalah langkah awal. Kami berharap pemeliharaan saluran air ini bisa dilakukan secara rutin dan berkelanjutan oleh Dinas terkait dan PJT II," kata Kosim.
Peningkatan Tanam: Dengan air yang terjamin, petani kini berani menargetkan panen hingga tiga kali setahun (Indeks Pertanaman meningkat), dari yang sebelumnya hanya dua kali. Langkah ini diyakini akan langsung meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
Perlindungan Lahan: Kosim juga berharap ada aturan yang lebih tegas untuk melindungi saluran irigasi dari perusakan dan melindungi sawah dari alih fungsi lahan yang masif.
"Kami yakin, dengan air yang lancar, Karawang sebagai lumbung padi nasional akan semakin kokoh dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia," tutup Kosim, mewakili optimisme ribuan petani lainnya.
Inilah kisah inspiratif dari Karawang: Ketika semangat gotong royong dan perjuangan gigih bertemu, air yang sulit pun mengalir deras, membasahi sawah, dan menumbuhkan harapan baru.
(Hamid/Ahass).




0 Komentar