Dari Kastrasi Massal ke Panji Petualang: Puskeswan Karawang Menggugah Empati, Sejahterakan Hewan demi Indonesia Sehat

Kiri: Kepala DPKP Karawang Drs. Rohman, M.Si., BPBD Karawang Usep, Assda II Bidang Pembangunan Asep Hazar. 

Karawang, MajalahPerjuangan.com
– Suara knalpot truk yang biasa memekakkan telinga di sepanjang Jalan Gandaria, Karawang, hari ini, Rabu (22/10), sejenak tenggelam. Pagi itu, halaman Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Karawang disulap menjadi panggung interaksi yang hidup, sarat makna, dan menggugah nurani.


Di bawah payung tema besar "Alam Lestari, Hewan Sehat, Karawang Maju, Indonesia Sehat," peringatan Hari Puskeswan Nasional di Karawang bukan sekadar seremonial. Ia adalah sebuah manifestasi nyata dari filosofi One Health, di mana kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan adalah tiga serangkai yang tak terpisahkan.


Winda dan Heni, petugas di UPTD Puskeswan DPKP Karawang, membawa serta ‘sahabat’ berukuran masif: seekor ular piton berumur 1,5 tahun.


Sejak pukul 09.00 WIB, puluhan warga, peternak, komunitas pencinta satwa, hingga keluarga muda, memadati lokasi. Mereka datang bukan hanya untuk menyaksikan, tetapi untuk terlibat dalam sebuah perhelatan kemanusiaan dan kehewanan yang dikemas lugas: dari meja operasi sunyi untuk operasi kastrasi (sterilisasi), hiruk-pikuk bazar produk peternakan, hingga panggung edukasi yang mengurai misteri satwa liar bersama influencer konservasi, Panji Petualang.


Jantung Pelayanan yang Tak Terlihat

Di sudut ruangan Puskeswan, pemandangan yang paling humanis namun terasa sunyi terjadi: tim medis veteriner dengan cekatan melakukan operasi kastrasi. Ini adalah tindakan nyata untuk mengendalikan populasi hewan kesayangan yang tak terurus—sebuah problem urban yang kerap luput dari perhatian. Setiap jahitan dan sayatan yang dilakukan oleh dokter hewan adalah sebuah janji etis, janji untuk mengurangi penderitaan hewan liar di jalanan.




Namun, fokus acara ini tak hanya pada hewan kesayangan. Asisten II Bidang Pembangunan Kabupaten Karawang, Bapak Asep Hazar, yang mewakili Bupati, mengingatkan betapa vitalnya peran Puskeswan bagi populasi ternak dan kesehatan publik secara luas.


"Pada momentum penting ini, perkenankan saya menyampaikan apresiasi dan pesan penting," ujar Asep Hazar dalam sambutannya yang sarat makna. Ia menyebut para petugas Puskeswan, dokter hewan, dan paramedis veteriner sebagai "Garda Terdepan Kesehatan Hewan."




Kata-katanya memancarkan rasa terima kasih yang mendalam: "Dedikasi Anda semua sangat krusial, tidak hanya bagi populasi ternak, tetapi juga dalam melindungi kesehatan masyarakat (kesehatan publik) melalui pengendalian penyakit Zoonosis (penyakit yang menular dari hewan ke manusia)."


Pesan ini bukan sekadar retorika. Di Karawang, sebagai lumbung pangan, pencegahan penyakit pada ternak adalah benteng pertama pertahanan pangan. Zoonosis seperti Rabies, Antraks, atau pun penyakit ternak lainnya, berpotensi memukul mundur ekonomi peternak dan mengancam kesehatan seluruh warga. Di sinilah, kerja-kerja sunyi di Puskeswan menjadi penentu.




Panji dan Ular Piton, Jembatan Antara Manusia dan Hutan

Puskeswan Karawang sadar, bahwa edukasi tak boleh kaku. Untuk menjangkau generasi muda dan menumbuhkan empati, mereka menggandeng figur populer: Panji Petualang.


Di sesi edukasi satwa liar, Panji dengan gaya khasnya yang santai namun tegas, mengajak peserta menyelami dunia satwa liar yang sering disalahpahami. Ia menekankan bahwa satwa liar bukanlah musuh yang harus dimusnahkan, melainkan bagian dari ekosistem yang wajib dihormati. Konservasi adalah pekerjaan rumah bersama, dan Puskeswan adalah salah satu tempat pertolongan pertama bagi satwa liar yang terluka atau tersesat.


Panji 'Petualang' saat membrikan edukasi. 


Di tengah kerumunan yang antusias, hadir pula dua sosok penjaga, Winda dan Heni, yang sehari-hari bertugas di UPTD Puskeswan DPKP Karawang. Mereka membawa serta ‘sahabat’ yang berukuran masif: seekor ular piton berumur 1,5 tahun.


"Ular ini kami rawat dari mulai telur, diambil dari induknya. Umurnya 1,5 tahun dan sudah jinak. Makanannya setiap hari tikus putih," ujar Winda.


Interaksi langsung dengan satwa yang dirawat Winda dan Heni ini menghadirkan pengalaman yang sangat kuat. Ini menunjukkan bahwa peran Puskeswan melampaui urusan sapi, kambing, dan anjing peliharaan. Mereka juga menjadi tempat perlindungan dan edukasi bagi satwa liar, menjembatani keterputusan antara manusia modern dan alam liar di sekitarnya.


Membangun Benteng Ketahanan Pangan dengan Pelayanan Prima

Usai acara, Kepala DPKP Karawang, Drs. Rohman, M.Si, memberikan penekanan yang tak kalah penting. Ia menegaskan visi dinas yang dipimpinnya: perkuat sinergi dan pelayanan prima.


"PUSKESWAN adalah sentra pelayanan vital," kata Rohman. Ia meminta jajarannya untuk meleburkan sekat birokrasi, membangun kolaborasi erat antara DPKP, Puskeswan, peternak, dan komunitas. "Tingkatkan kualitas pelayanan, kecepatan respons, dan jangkauan edukasi kepada masyarakat. Pastikan setiap hewan mendapatkan penanganan terbaik."


Pesan Rohman menyinggung inti ekonomi Karawang: Ketahanan Pangan Asal Hewan. Ia mengingatkan, "Karawang dikenal sebagai lumbung pangan. Kesehatan hewan, khususnya ternak, adalah pilar utama ketahanan pangan lokal kita." Kesehatan ternak yang prima adalah jaminan bagi ketersediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH).


"Terus lakukan upaya pencegahan, vaksinasi, dan pengobatan secara masif dan terstruktur," tegasnya.


Visi besar Karawang yang ingin dicapai melalui penguatan Puskeswan adalah: "Wujudkan Karawang Bebas Zoonosis." Ancaman Rabies dan Antraks harus terus diwaspadai. Peran aktif Puskeswan dalam surveilans (pengawasan) dan tindakan cepat sangat dinantikan. Ini adalah panggilan untuk bertindak cepat, tulus, dan terstruktur.


Refleksi di Tengah Riuh Peringatan

Peringatan Hari Puskeswan Nasional di Karawang hari ini menyisakan refleksi mendalam. Puskeswan, yang seringkali bekerja di balik layar, adalah mata air empati dan benteng kesehatan publik. Mereka adalah para profesional yang menanggalkan jas kaku dan menyentuh langsung denyut nadi kehidupan – baik pada tubuh hewan ternak yang berharga maupun satwa liar yang rentan.


Di bawah langit Karawang yang cerah, aroma rempah dari bazar kuliner berpadu dengan janji-janji kemanusiaan. Janji untuk merawat, menjaga, dan mengedukasi. Acara singkat tiga jam ini adalah pengingat bahwa kemajuan suatu daerah tidak hanya diukur dari pembangunan infrastruktur beton, tetapi juga dari seberapa besar kepeduliannya terhadap makhluk hidup lain.


"Selamat Hari PUSKESWAN Nasional! Mari terus melayani dengan hati, berdedikasi tinggi, demi kesehatan hewan dan kesejahteraan masyarakat Karawang," tutup Rohman.


Pesan ini bukan hanya ditujukan kepada petugas Puskeswan, melainkan juga kepada kita semua, para pembaca Kompas. Bahwa menjaga hewan adalah menjaga lingkungan. Menjaga lingkungan adalah menjaga diri kita sendiri. Karawang telah memberikan pelajaran berharga hari ini: alam lestari hanya akan terwujud jika nurani manusia peduli pada setiap denyut kehidupan. (Hmd/Ahass). 




0 Komentar