Karawang, majalahperjuangan.com - Kabupaten Karawang, yang dikenal sebagai salah satu lumbung industri terbesar di Indonesia, menyimpan sebuah paradoks yang kian mengusik.
Di tengah gemerlap ribuan pabrik dan lapangan kerja yang terbuka, angka pengangguran justru tetap menjadi momok. Fenomena ini menjadi sorotan utama dalam sebuah seminar ketenagakerjaan bertajuk “Paradoks Industri & Pengangguran” yang diselenggarakan pada Jumat, 15 Agustus 2025, di RM Lebak Sari Indah, Karawang.
Acara yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari perwakilan pemuda, Karang Taruna, mahasiswa, tokoh masyarakat, hingga unsur pemerintahan dan politisi, bertujuan untuk membedah akar permasalahan dan merumuskan solusi konkret. Sejumlah narasumber terkemuka turut hadir, di antaranya H. Asep Irawan Syafei, M.Si., H. Endang Sodikin, Abda Khair Muftie, Ahmad Jubaedin, S.Pd., dan Emay Ahmad Masehi, S.Ag.
Dalam sambutannya, Ketua Forum Masyarakat Karawang, Nurdin Syam, menyampaikan keprihatinannya. Ia menyoroti fakta bahwa keberadaan ribuan perusahaan industri di Karawang tidak serta merta mengentaskan angka pengangguran.
"Ribuan perusahaan industri berdiri, ribuan lowongan kerja tersedia, tetapi sedikit warga Karawang yang bisa mengisinya," ujar Nurdin.
Ia juga menambahkan bahwa warga Karawang terkesan kesulitan untuk menembus pintu masuk dunia kerja di kawasan industri.
"Kami berharap, melalui seminar ini, ada saran dan masukan dari para narasumber yang bisa mengurai benang kusut problem ketenagakerjaan di Kabupaten Karawang," harapnya.
Diskusi yang berlangsung hangat dan interaktif ini menjadi ajang bagi para peserta untuk bertukar pikiran dan mencari titik terang.
Para narasumber memberikan beragam pandangan, mulai dari pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia lokal agar sesuai dengan kebutuhan industri, hingga perlunya sinergi antara pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan.
Seminar ini bukan sekadar forum diskusi, melainkan sebuah seruan untuk bergerak. "Mari kita berdiskusi bersama-sama, untuk mendapatkan solusi yang terbaik buat kesejahteraan masyarakat Karawang," tutup Nurdin, membangkitkan semangat kolaborasi.
Semoga dari pertemuan ini, lahir langkah-langkah nyata yang dapat mengubah paradoks menjadi harmoni, di mana geliat industri sejalan dengan kesejahteraan masyarakat, dan pengangguran bukan lagi menjadi bayang-bayang di kota lumbung industri ini. (Red).
0 Komentar